Proses Pengolahan Tanah Budidaya Cabe Rawit – Di dalam budidaya cabe itu membutuhkan jenis tanah yang gembur, tidak porous, kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman cabe. Jadi jika tanah yang akan anda gunakan untuk budidaya cabe tidak sesuai maka tanah harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Proses pengolahan dasar yang bisa anda lakukan dengan cara mencangkul atau membajak tanah yang akan digunakan. Jika anda ingin budidaya cabe di area persawahan yang sebaiknya anda menentukan musim pada saat itu. Penanaman cabe sebaiknya jangan dilakukan pada saat musim hujan karena cabe akan dengan mudah membusuk.
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam budidaya cabe rawit memerlukan pengolahan lahan yang baik.
Berikut ini Proses Pengolahan Tanah Budidaya Cabe Rawit :
1. Pengelolaan Lahan Sawah
Misal anda akan menggunakan lahan sawah setelah musim padi, anda harus terlebih dahulu terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut:
- Babat dan bakar habis jerami sisa panen padi di sawah pada lahan tersebut.
- Jika sudah bersih selanjutnya anda harus menggemburkan tanah tersebut dengan cara mencangkul atau membajaknya.
- Setelah tanah itu gembur lanjut dengan membuat bedengan dan pemupukan dasar.
Baca Juga : Cara Budidaya Cabe Menggunakan Polybag
2. Pembedengan
Proses pembuatan, Buatlah bedengan dengan lebar minimal 100 cm dan tinggi 30 cm, panjangnya dapat tak terkalahkan dengan lahan, jarak antar bedengan yang dibuat sekitar 80-100 cm. Pembedengan ini berfungsi untuk membuang udara hujan melalui parit dan juga akan memudahkan udara hujan agar masuk dan meresap pada lahan yang digunakan tersebut.
Dengan memanfaatkan air hujan pastinya akan memberikan penggunaan air. Namun jika tidak dialirkan dengan baik maka akan terjadi genangan yang akan membuat tumbuhan membusuk.
3. Pemupukan Awal
Jika proses kedua itu sudah dilakukan lanjut dengan pemupukan awal yang berfungsi untuk menyuburkan tanah. Pemupukan pada lahan cabe tersebut bertujuan agar nantinya mendapatkan hasil panen yang maksimal.
Pemupukan dilakukan secara merata menggunakan campuran pupuk organik yang terdiri dari pupuk kandang dan pupuk kompos. Misal di dalam satu hektar lahan membutuhkan 20 ton pupuk, lalu tambahkan dengan pupuk urea sebanyak 350 kg per hektar.
Juga tanah yang digunakan memiliki nilai pH antara 6 – 7 pH agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Jika anda ingin melihat nilai pH pada lahan tersebut, anda dapat mengukurnya dengan menggunakan Alat Ukur pH Tanah 4 IN 1 AMT-300 Portabel atau Alat Penguji pH Tanah Profesional HI98168 ini dapat membantu anda mengukur tingkat kesuburan & pH tanah dengan akurat.
4. Pemasangan Mulsa
Pasang mulsa plastik ini pada lahan yang sudah disiapkan. Pemasangan mulsa ini berfungsi untuk mempertahankan pengendalian dan pengendalian gulma, sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Setelah terpasang lalu buatlah lubang tanam sebanyak 2 baris di setiap bendengan. Berilah jarak tiap barisnya sekitar 70 cm dan jarak tiap lubang 60 cm. Lubang tanam dibuat dengan pola zigzag yang berguna agar sirkulasi angin dan pencahayaan matahari lancar dengan diameter dari lubang tanam yaitu 10 cm.