Beberapa Penyebab Terjadinya Korosi Logam – Korosi merupakan suatu proses reaksi terjadinya kerusakan atau degradasi pada meterial logam dikarenakan pengaruh kimia dan elektrokimia. Hal ini disebabkan material berkontak langsung dengan lingkungan berupa air, udara, gas, asam dan lain-lain. Didalam bahasa sehari –hari korosi biasa disebut dengan perkaratan suatu benda yang terbuat dari besi dan logam.
Perkaratan atau korosi merupakan penurunan kualitas suatu material pada logam. Hal ini diakibatkan oleh reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungannya sehingga berakibat pada penurunan logam menjadi rapuh, kasar, dan mudah hancur.
Proses terjadinya korosi pada logam memang tidak bisa dihentikan, namun bisa dikendalikan atau diperlambat perkembangannya sehingga memperlambat proses perusakannya. Cara agar memperlambat korosi yaitu dengan menggunakan pelapisan permukaan logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain.
Berdasarkan nilai potensial reaksinya, besi merupakan logam yang sangat mudah mengalami terjadinya korosi. Logam-logam lain yang memiliki nilai potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V itu akan jauh lebih sulit mengalami korosi. Hal itu disebabkan dengan potensial tersebut akan menghasilkan Eoreaksi < 0 (negatif) ketika kontak dengan oksigen di udara. Contoh logam yang sulit mengalami korosi yaitu perak, platina, dan emas mengapa ? karena logam tersebut memiliki potensial elektrode lebih besar dari 0,4 V sehingga sulit mengalami korosi.
Berikut ini Beberapa Penyebab Terjadinya Korosi Logam :
- Suhu
Pertama yaitu suhu yang merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya korosi, dimana kenaikan suhu dapat mempercepat reaksi korosi. Hal tersebut terjadi karena makin tinggi suhu maka energi kinetik dari partikel-partikel yang bereaksi akan meningkat. Melebihi besarnya energi aktivasi dan akibatnya laju kecepatan reaksi (korosi) semakin meningkat, begitu juga sebaliknya.
- Konsentrasi Bahan Korosif
Hal ini berhubungan dengan pH atau keasaman dan kebasaan pada suatu larutan. Sebuah larutan yang sifatnnya asam dapat membuat sangat korosif pada logam. Jika suatu logam dimasukan pada suatu larutan yang bersifat asam akan lebih cepat terkorosi karena merupakan reaksi anoda.
Sedangkan larutan yang memiliki sifat basa dapat mengakibatkan korosi pada reaksi katodanya karena reaksi katoda selalu serentak dengan reaksi anoda. Di dalam medium basah, korosi dapat terjadi secara seragam ataupun secara terlokalisasi. Contoh korosi seragam di dalam medium basah yaitu apabila besi terendam di dalam larutan asam klorida (HCl).
- Oksigen
Adanya oksigen yang terlarut juga dapat menyebabkan korosi pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya kandungan oksigen. Larutan oksigen di dalam air merupakan fungsi dari tekanan, temperatur, dan kandungan klorida. Oksigen yang ada di dalam udara dapat bersentuhan dengan permukaan logam yang lembab, sehingga kemungkinan menjadi korosi lebih besar.
-
Kecepatan Alir Fluida
Laju korosi juga dapat bertambah jika laju atau kecepatan aliran fluida juga bertambah besar. Hal ini karena kontak antara zat pereaksi dan logam akan makin besar sehingga ion-ion logam akan makin banyak yang lepas sehingga logam akan mengalami korosi.
- Waktu Kontak
Dalam proses terjadinya korosi, laju reaksi sangat berkaitan erat dengan waktu. Jika suatu logam itu makin lama berinteraksi dengan lingkungan korosif maka semakin tinggi tingkat korosifitasnya. Dengan adanya penambahan inhibitor kedalam larutan, maka akan menyebabkan laju reaksi menjadi lebih rendah, sehingga waktu kerja inhibitor untuk melindungi logam menjadi lebih lama. Kemampuan inhibitor itu untuk melindungi logam dari korosi, namun juga akan hilang atau habis pada waktu tertentu. Hal itu disebabkan jika semakin lama waktu maka inhibitor juga akan semakin habis atau terkikis oleh larutan.
Baca juga : A. Pengertian dan Jenis Baja B. Beberapa Macam Cacat Las Pada Meterial C. Alat Penguji Korosi dan Ukur Rebar Locators GX50B D. Alat Ukur Korosi dan Uji Rebar Locators R71
Jenis-jenis Korosi :
- Korosi Merata (Uniform Corrosion)
Jenis korosi ini di akibatkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia yang terjadi secara seragam pada permukaan logam. Dampaknya yaitu terjadi sebuah penipisan pada permukaan yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan karena ketidak mampuan untuk menahan beban. Korosi jenis ini dapat dikendalikan dengan pemilihan material (termasuk coating), penambahan corrosion inhibitor pada fluida atau menggunakan cathodic protection.
- Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion)
Selanjutnya korosi galvanik disebabkan adanya beda potensial antara dua logam yang berada pada fluida atau media konduktif dan korosif. Sehingga logam dengan ketahanan terhadap korosi yang rendah dapat mengalami laju korosi lebih tinggi. Pencegahan untuk jenis korosi ini bisa menggunakan satu jenis material yang sama atau menggunakan kombinasi beberapa material yang memiliki sifat galvanis yang mirip.
- Korosi Celah (Crevice Corrosion)
Crevice Corrosion merupakan bentuk korosi dimana korosi ini dapat terjadi saat terdapat celah akibat penggabungan dua logam yang sama memiliki kadar oksigen berbeda dengan area luarnya. Karat yang terjadi karena celah sempit terisi dengan elektrolit (air yang pHnya rendah). Dari situ terjadilah suatu sel korosi dengan katodanya permukaan sebelah luar celah yang basa dengan air yang lebih banyak mengandung zat asam. Sedangkan bagian dalam celah yang sedikit mengandung zat asam sehingga bersifat anodic. Korosi celah merupakan korosi yang terjadi di sela-sela gasket, sambungan bertindih, sekrup-sekrup atau timbul dari produk-produk karat.
- Korosi Sumuran (Pitting Corrosion)
Pitting Corrosion adalah sebuah korosi yang menyerang pada daerah tertentu saja sehingga mengakibatkan lubang dalam logam. Lubang ini mungkin memiliki diameter yang kecil atau besar, namun dalam banyak kasus lubang tersebut relatif kecil. Jenis korosi sumuran merupakan salah satu bentuk korosi yang paling merusak dan berbahaya.